“Hanya untuk
sementara aku tinggal di dunia”
(Mazmur 119:19) (BIS)
Untuk memanfaatkan kehidupan dengan maksimal, kita tidak boleh melupakan
dua kebenaran:
-
Kehidupan
di bumi sangat singkat bila dibandingkan kekekalan.
-
Bumi
hanyalah tempat kediaman sementara.
Berulang kali Alkitab menggambarkan kehidupan di dunia sebagai kehidupan
sementara di sebuah negeri asing. Alkitab menggunakan istilah-istilah seperti
orang asing, peziarah dan pendatang untuk menggambarkan kehidupan ini.
Allah menghendaki anak-anakNya berpikir tentang kehidupan secara berbeda
dengan orang-orang yang tidak percaya (Filipi 3:20). Orang Kristen yang sejati
memahami bahwa kekekalan memiliki nilai yang jauh lebih besar dari pada sekedar
beberapa tahun hidup di dunia. Identitas kita sesungguhnya ada di dalam
kekekalan dan tanah air kita adalah surga. Jika kita memahami kebenaran ini,
kita akan berhenti mencemaskan tentang “memiliki segalanya” di bumi.
Alkitab menyatakan bahwa kita adalah “utusan-utusan Kristus” (II Korintus 5:20). Dengan demikian Tuhan memperingatkan kita agar
tidak terikat dengan apa yang ada di dunia sebab semuanya itu hanya sementara.
Fakta bahwa bumi bukanlah rumah akhir bagi kita akan menjelaskan mengapa
sebagai pengikut Kristus kita mengalami kesusahan, kesedihan dan penolakan di
dunia ini. Hal itu juga akan menjelaskan mengapa beberapa janji Tuhan seolah
tidak terpenuhi, beberapa doa tampak tidak terjawab dan beberapa keadaan
seperti tidak adil. Kita diciptakan untuk sesuatu yang jauh lebih baik. Kita
akan memiliki saat-saat bahagia di dunia, tetapi tidak sebanding dengan
kebahagiaan yang akan datang yang Tuhan rencanakan bagi kita.
Bagi Allah, pahlawan-pahlawan iman yang paling besar bukanlah orang-orang
yang mencapai kemakmuran, keberhasilan, dan kuasa secara lahiriah, melainkan
orang-orang yang memperlakukan kehidupan ini sebagai suatu penugasan sementara
dan melayani dengan setia, berharap pada upah yang dijanjikan dalam kekekalan.
SASARAN
BERSAMA (5-10 MENIT)
Baca Filipi 3:7-11! Ketika kehidupan menjadi berat, ketika keraguan
melanda, atau ketika Saudara berpikir apakah kehidupan bagi Kristus sungguh
sebanding dengan apa yang akan Saudara peroleh dalam kekekalan, apa yang akan
Saudara lakukan? Sharingkan!