Selama bulan Mei , kita telah bersama-sama merenungkan bagaimana
nilai-nilai “CHRIST” dalam membangun hubungan dengan sesama, diakhir minggu in
kita akan meninjau kembali apa saja yang telah kita pelajari agar apa yang telah
kita pelajari dapat senantiasa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjadi jembatan bukan tembok
1.
Pentingnya membangun hubungan, ( baca : Ulangan 6:4-5)
Untuk memiliki hubungan yang baik, kita harus hidup rukun atau
berdamai dengan diri sendiri, keluarga, pasangan hidup, anak-anak, bisnis,
gereja, komunitas, dan yang paling penting adalah dengan Tuhan. Seseorang
mengatakan, “Keberhasilan seseorang ditentukan oleh seberapa banyak dan
bagaimana orang itu membangun hubungan, dan keberhasilan suatu hubungan
ditentukan oleh karakter.” Setiap kualitas karakter dalam hidup manusia
sebenarnya adalah ekspresi dari kasih. Oleh karena itu, dasar atau pendorong
utama dalam kita membangun hubungan dengan siapapun adalah kasih, yang pertama
kita harus mengasihi Tuhan lebih dari segalanya, dan yang kedua kita harus
mengasihi sesama.Seluruh aspek kehidupan kita harus mencerminkan kasih Kristus
jika kita ingin menjadi manusia yang berdampak bagi semua orang.
Manusia
adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan
sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat
manusia tidak tahan menjalani kehidupan.
Hubungan antar manusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana
bagi keharmonisan keluarga, komunitas dan lingkungannya.
Bagaimana
agar kita dapat membangun hubungan dengan sesama?
·
Saling mengasihi (Roma
12:10)
·
Saling mendahului dalam memberi hormat (Roma
12:10)
·
Jangan memandang muka/status sosial (Yakobus
2:1-4, 9)
Sebagai umat
percaya kita dipanggil untuk menjadi jembatan agar semakin banyak orang terbuka
untuk mendengar kabar baik, untuk itu kita harus membuang kebiasaan kebiasaan
lama kita yang cenderung membentuk sebuah tembok atau dinding pada orang-orang
yang belum percaya. Kitalah jembatan itu, saat kita menyadari hal tersebut maka
kita akan menjalin hubungan dengan sesama dengan sebuah tujuan yang mulia.
Bagaimana kita bisa menjadi jembatan?
·
Persahabatan
tidak bisa ditunggu, tapi harus diciptakan.
·
Menjadi
jembatan berarti tidak memaksakan
kehendak pada orang lain.
·
Menjadi
jembatan juga berarti mencipta sebuah kesempatan untuk berinteraksi
Melalui meninjau kembali apa yang
telah kita sharingkan selama 1 bulan terakhir ini, kita berharap pemahaman kita
untuk membangun hubungan dengan sesama akan menjadi gaya hidup orang Kristen
yang berdampak.
No comments:
Post a Comment