Tuesday, May 28, 2013

CHRIST IN MY RELATIONSHIP

Selama bulan Mei , kita telah bersama-sama merenungkan bagaimana nilai-nilai “CHRIST” dalam membangun hubungan dengan sesama, diakhir minggu in kita akan meninjau kembali apa saja yang telah kita pelajari agar apa yang telah kita pelajari dapat senantiasa kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.      Pentingnya membangun hubungan, ( baca : Ulangan 6:4-5)

Untuk memiliki hubungan yang baik, kita harus hidup rukun atau berdamai dengan diri sendiri, keluarga, pasangan hidup, anak-anak, bisnis, gereja, komunitas, dan yang paling penting adalah dengan Tuhan. Seseorang mengatakan, “Keberhasilan seseorang ditentukan oleh seberapa banyak dan bagaimana orang itu membangun hubungan, dan keberhasilan suatu hubungan ditentukan oleh karakter.” Setiap kualitas karakter dalam hidup manusia sebenarnya adalah ekspresi dari kasih. Oleh karena itu, dasar atau pendorong utama dalam kita membangun hubungan dengan siapapun adalah kasih, yang pertama kita harus mengasihi Tuhan lebih dari segalanya, dan yang kedua kita harus mengasihi sesama.Seluruh aspek kehidupan kita harus mencerminkan kasih Kristus jika kita ingin menjadi manusia yang berdampak bagi semua orang.

 2.      Membangun Hubungan dengan sesama (baca : 1 Timotius 5:6)

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan  menjalani kehidupan. Hubungan antar manusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi keharmonisan keluarga, komunitas dan lingkungannya.

Bagaimana agar kita dapat membangun hubungan dengan sesama?

·         Saling mengasihi (Roma 12:10)

·         Saling mendahului dalam memberi hormat (Roma 12:10)

·         Jangan memandang muka/status sosial (Yakobus 2:1-4, 9)

 
3.      Menjadi jembatan bukan tembok

Sebagai umat percaya kita dipanggil untuk menjadi jembatan agar semakin banyak orang terbuka untuk mendengar kabar baik, untuk itu kita harus membuang kebiasaan kebiasaan lama kita yang cenderung membentuk sebuah tembok atau dinding pada orang-orang yang belum percaya. Kitalah jembatan itu, saat kita menyadari hal tersebut maka kita akan menjalin hubungan dengan sesama dengan sebuah tujuan yang mulia.

Bagaimana kita bisa menjadi jembatan?

·         Persahabatan tidak bisa ditunggu, tapi harus diciptakan.

·         Menjadi jembatan berarti  tidak memaksakan kehendak pada orang lain.

·         Menjadi jembatan juga berarti mencipta sebuah kesempatan untuk berinteraksi

Melalui meninjau kembali apa yang telah kita sharingkan selama 1 bulan terakhir ini, kita berharap pemahaman kita untuk membangun hubungan dengan sesama akan menjadi gaya hidup orang Kristen yang berdampak.

No comments:

Post a Comment